Log in to access resources reserved for MDRT members.
  • Belajar
  • >
  • Membangun kepercayaan diri sebagai penasihat

Agu 18 2021

READ 00:04:05

Membangun kepercayaan diri sebagai penasihat

Tingkatkan peluang sukses dengan mentor, kerja keras, dan sikap yang tepat.

Menjadi penasihat yang baik itu lebih dari sekadar menjalin kontak. Terbuka untuk ide baru dan membangun harga diri juga penting. Januari 2021, sebuah webinar diselenggarakan oleh Pemimpin Komunitas AS dan Kanada dan dimoderatori oleh Juli Y. McNeely, CFP, CLU, anggota 14 tahun MDRT dari Spencer, Wisconsin, AS, dengan materi nasihat bagi para penasihat yang disampaikan oleh Vanessa Y. Bucklin, MBA, CLU, anggota 8 tahun MDRT dari Conrad, Montana, AS; Alison Murdock, anggota 9 tahun MDRT dari San Diego, California, AS; dan Regina Bedoya, CLU, ChFC, anggota 28 tahun MDRT dari Juno Beach, Florida, AS.

McNeely: Kita bahas soal sosok berpengaruh, para mentor di hidup kita. Kadang, perlu waktu menyadari dampak seseorang dalam hidup kita. Kita menengok ke belakang dan membatin, “Astaga, dampaknya besar sekali!”

Bucklin: Saya punya banyak mentor, baik yang satu profesi maupun tidak. Jika disebutkan satu per satu, jadinya akan panjang. Namun, saya ingat perkataan pelatih basket John Wooden, “Anda takkan pernah bisa lebih unggul dari orang-orang di lingkaran terdekat.” MDRT adalah contoh sempurna untuk kata-kata itu. Anda dikelilingi para penasihat terbaik dunia. Jika Anda amati perbuatan, cara mereka membangun kedekatan dengan nasabah, cara mereka membangun rasa percaya, Anda merasa berada di tempat yang tepat untuk mencari mentor.

Murdock: Sebagai penasihat generasi kedua, saya punya mentor-mentor hebat di keluarga dan lingkungan bisnis, tempat saya belajar dan berkembang. Tapi karena itu jugalah, saya merasa harus membedakan diri. Di bawah bimbingan keluarga, saya tak hanya bisa belajar, tapi juga terinspirasi untuk keluar memperluas cakrawala dan menemukan nilai diri dalam bisnis keluarga.

MDRT juga berperan besar dalam hal bimbingan. Bukan hanya di acara formal dan resminya, tapi juga melalui perbincangan santai di sela acara dan kemauan orang untuk menjawab pertanyaan dan mendorong Anda berkembang. Itu tak ada di tempat lain, dan saya sangat menghargai tiap detik interaksi dengan anggota MDRT.

Bedoya: Kalau saya, mentor utama saya, khususnya di awal karier, adalah general manager saya, orang yang mempekerjakan saya. Namanya Charlie Smith. Ia salah satu mentor terbaik dalam lima tahun awal karier saya. Ia kemudian mundur dan bekerja di Finseca. Selepas itu, mentor utama saya selanjutnya adalah kolega bernama Brian Kazinec. Kami melakukan banyak kerja bersama dan saya belajar hal-hal praktis dalam bisnis ini darinya.

Selama 27 tahun terakhir dan sebagai anggota MDRT, seperti kita semua di sini, saya beruntung bisa belajar dari yang lain dan berkembang karenanya. Saya sepakat dengan Addie tentang obrolan santai dengan seseorang di sesi rehat acara pertemuan MDRT. Momen-momen itu, kesempatan belajar dan menimba ilmu dan pengalaman dari orang lain, adalah inti dari MDRT.

McNeely: Melihat lagi awal karier Anda, pelajaran apa yang baru Anda sadari kemudian?

Bedoya: Jangan mencoba menjadi segalanya bagi semua orang. Kita perlu mencari bagian bisnis yang benar-benar kita nikmati dan mampu kita kerjakan dengan baik. Kita perlu mencari prospek yang sepemikiran dengan kita. Kita akan lebih mudah dipercaya jika punya minat dan pengalaman serupa. Fokus pada area bisnis itu, jadilah yang terbaik di sana.

Bucklin: Di industri apa pun, kerja keras adalah kuncinya. Itu sudah kita ketahui di awal. Disiplin dan motivasi itu gratis bagi siapa pun yang mau berusaha dan berupaya. Anda dapat melakukannya, tanpa biaya. Tak ada jalan pintas dalam bisnis ini. Anda tuai yang Anda tabur, dan pangkalnya adalah kerja keras dan dedikasi.

McNeely: Saya juga ingin sedikit menyinggung kepercayaan diri. Saya sering bilang dan dengar bahwa kadang perempuan sulit merasa percaya diri. Bagaimana dengan Anda?

Murdock: Kepercayaan diri itu seperti pernikahan: Perlu terus diupayakan. Anda tak bisa terus merasa percaya diri. Anda perlu tetap waspada dan terus mencoba, membangunnya dan berpegang padanya. Ada beberapa cara yang saya lakukan untuk mengasahnya. Salah satunya, “Cari yang baik.” Anak-anak saya sering menggoda saya karena ini, mungkin saking seringnya saya mengatakannya. Daripada terpaku pada yang buruk, cari yang baik. Di kondisi apa pun, bahkan yang terburuk, coba cari yang positif di sana. Cari yang baik. Carilah bagian baik dari kondisi yang ada.

Makin sering dilakukan, makin terbangun kepercayaan diri, makin kuat Anda merasa, “Ada poin positifnya, dan aku berkontribusi di sana.” Sambil menyikat gigi di malam hari, saya sering merenung: Apa yang kulakukan dengan baik hari ini? Makin mahir saya bekerja, daftarnya makin panjang, dan saya makin percaya diri. Saya tidur tanpa merasa khawatir dengan beban berat di pundak. Saya tidur dengan pikiran: Hari ini aku sukses. Dan saya bangun dengan pikiran segar.

Bucklin: Percaya diri berarti yakin pada diri sendiri, dan kepercayaan diri sebetulnya dibangun melalui kegagalan. Anda melakukan kesalahan dan belajar darinya.

Ketika saya berbuat salah dan menghadapi kesulitan, saya mencoba terus melangkah agar bisa belajar dari pengalaman itu. Saya terus maju alih-alih meratapi kegagalan.

Kepercayaan diri juga dibangun dengan kerja keras. Jika standarnya adalah menelepon 10 kali sehari, saya akan menelepon 12 kali. Jika standarnya mulai kerja jam 8 pagi, saya akan mulai kerja jam 7 pagi. Bangunlah momentum, dan kepercayaan diri akan tumbuh dari kerja keras yang dilakukan dengan tepat.

KONTAK

Regina Bedoya reginamdrt@gmail.com

Vanessa Bucklin vanessa@pciconrad.com

Juli McNeely juli@mcneelyfinancial.com

Alison Murdock addiemurdock@me.com