Log in to access resources reserved for MDRT members.
  • Belajar
  • >
  • Yang perlu disiapkan oleh nasabah di Indonesia sebelum pensiun
Yang perlu disiapkan oleh nasabah di Indonesia sebelum pensiun
Yang perlu disiapkan oleh nasabah di Indonesia sebelum pensiun

Okt 04 2022

Yang perlu disiapkan oleh nasabah di Indonesia sebelum pensiun

Masa pensiun jadi peluang besar bagi penasihat keuangan di Indonesia untuk membantu nasabah menyiapkan perencanaan dana pensiun mereka

Topik bahasan

Pensiun menjadi sebuah langkah besar dalam kehidupan dan pasti akan dialami oleh semua orang. Dengan harapan bisa menikmati sisa hidup yang nyaman, nyatanya tidak sedikit yang mengalami kesulitan setelah pensiun. Masalah finansial menjadi salah satu faktor yang membuat orang menyesal untuk berhenti bekerja. Disinilah peran dari penasihat keuangan dibutuhkan untuk dapat membantu masyarakat Indonesia mempersiapkan rencana pensiun sedini dan sematang mungkin. 

“Ketika kita masih muda, masa pensiun mungkin bukanlah sesuatu yang menjadi tujuan pemikiran kita, karena kita sibuk menikmati hidup saat ini. Walaupun demikian, saya selalu mengajak nasabah atau prospek saya untuk coba membayangkan apa jadinya jika di masa pensiun nanti mereka tidak bisa mewujudkan impian dan cita-cita yang belum sempat terwujud seperti jalan-jalan misalnya. Saya juga mengajak mereka untuk bersama merenungkan apakah di masa tua mereka nanti, mereka akan menjadi beban bagi anak dan cucu atau justru malah bisa mandiri dan bahkan mendukung kehidupan anak cucu mereka. Satu hal yang pasti, dalam masa pensiun, kita akan membutuhkan pemasukan tambahan, karena tidak lagi menerima pemasukan seperti pada saat masih produktif. Pemasukan tambahan tersebut dapat direncanakan sedini mungkin dengan adanya tabungan pensiun. Konsep tabungan pensiun adalah semakin dini Anda merencanakan, semakin besar hasil yang akan Anda terima,” ujar Tjhin Sunny Fariana, anggota MDRT 12 tahun dan Life Member dari Jakarta. 

Menurut Fariana, waktu yang tepat untuk mempersiapkan nasabah menghadapi masa pensiun adalah sesegera mungkin. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh penasihat keuangan untuk mulai mengajak nasabah membicarakan pensiun, yaitu: 

1. Menghitung kebutuhan dana pensiun nasabah 

Walau nasabah memiliki program pensiun dari tempat mereka bekerja, tapi biasanya dana dari program tersebut belum mencukupi, apalagi jika nasabah ingin memberikan peninggalan berharga bagi anak cucu mereka. Lalu berapa banyak dana yang harus nasabah sisihkan di masa produktif? 

Sebagai contoh: Jika nasabah ingin pensiun di usia 55 tahun dan dengan asumsi harapan hidup orang Indonesia rata-rata 75 tahun, maka nasabah perlu mempersiapkan dan untuk biaya hidup selama 20 tahun. Dengan asumsi tersebut, katakanlah saat ini nasabah Anda berusia 30 tahun dan membutuhkan biaya hidup 5 juta rupiah per bulan, berarti dalam satu tahun nasabah tersebut memerlukan 60 juta rupiah per tahun atau 1,8 miliar untuk 20 tahun, tanpa menghitung inflasi 5% angka Rp 60 juta tersebut akan melampaui Rp 500 juta di awal pensiun nasabah kelak, dengan asumsi gaya hidup yang sama. Angka yang cukup besar, bukan? 

2. Ajak nasabah untuk mulai menabung dan berinvestasi 

Karena jumlah dana pensiun yang nasabah butuh kan akan cukup besar, maka kita bisa menyarankan mereka untuk mulai menabung dan berinvestasi selagi masih produktif. Idealnya, nasabah dapat menyisihkan 15% sampai 20% dari total pendapatan untuk dana pensiun. Persentase yang direkomendasikan dapat menggunakan rasio 50/30/20 dimana nasabah membagi pengeluaran mereka menjadi 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan.  

3. Tawarkan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah yang juga dapat melindungi dana pensiun nasabah 

Produk asuransi yang penting dimiliki oleh nasabah antara lain asuransi kesehatan dan asuransi jiwa karena risiko kehidupan tidak dapat dihindari. Jika terjadi risiko meninggal dunia sebelum pensiun, maka pasangan yang ditinggalkan dapat kehilangan pensiun yang diharapkan. Dengan memiliki kedua asuransi tersebut maka dapat mengembangkan sekaligus melindungi dana pensiun nasabah. 

“Beberapa hal yang selalu saya tekankan untuk nasabah sebelum mereka mulai menyiapkan rencana pensiun yang pertama adalah nasabah harus melunasi seluruh hutang yang ia miliki. Jika nasabah ingin pindah tempat tinggal di kota atau negara yang baru, maka mereka perlu untuk survei terlebih dahulu berapa biaya hidup di kota tersebut. Selain itu, saya juga akan mengajak nasabah untuk asset liability management atau manajemen aset setiap 5 tahun sekali. Kita juga perlu melakukan pendekatan untuk mengetahui kondisi finansial nasabah yang sesungguhnya. Lakukan kepada diri kita sendiri terlebih dahulu apa yang ingin kita terapkan kepada nasabah agar kita tahu apakah metode tersebut bermanfaat bagi mereka. Dan yang terpenting, kesetiaan dalam pembimbingan atau coaching. Jangan tinggalkan nasabah begitu saja di tengah jalan,” ujar Sihotang Faryda Aryani, anggota MDRT 9 tahun dari Malang. 

Sebelum memasuki masa pensiun, biasanya Fariana akan berdiskusi dengan para nasabah untuk memastikan produk asuransi yang mereka miliki sudah tepat untuk menyongsong masa pensiun mereka. Produk asuransi yang ia rekomendasikan sudah dimiliki oleh nasabah antara lain: 

  • Asuransi kesehatan 

Asuransi kesehatan menjadi produk asuransi yang wajib nasabah miliki sebelum memasuki usia pensiun. Hal ini mengingat ketika seseorang pensiun, maka biasanya mereka sudah tidak terkover oleh asuransi kesehatan dari perusahaan tempat mereka bekerja. Tidak hanya untuk nasabahnya sendiri, asuransi kesehatan ini harus dipastikan juga telah dimiliki oleh pasangannya. Dengan memiliki produk asuransi kesehatan yang tepat (yaitu sesuai tagihan - as charged) maka hal ini akan memastikan keuangan nasabah terproteksi ketika terjadi risiko penyakit dan perawatan rumah sakit, tanpa harus menggerus dana pensiun yang dimiliki. 

  • Asuransi penyakit kritis 

Asuransi penyakit kritis adalah langkah kedua yang perlu dimiliki oleh nasabah sebelum menghadapi masa pensiun. Usia lanjut lebih berisiko terkena penyakit kritis, mengingat kondisi kesehatan tidak sekuat ketika masih muda. Dengan telah tersedianya asuransi penyakit kritis, maka akan menambah ketenangan pikiran karena memiliki tambahan dukungan finansial ketika terkena penyakit kritis. 

  • Asuransi jiwa 

Langkah terakhir yang harus dimiliki adalah memiliki produk asuransi jiwa. Peran asuransi jiwa di sini bisa sangat beragam dan banyak sekali manfaatnya dan penasihat keuangan perlu mengkomunikasikan ini kepada nasabah., seperti: 

  • Memastikan pelunasan utang atau kredit yang masih ada 
  • Menyiapkan sejumlah dana ketika terjadi risiko tutup usia 
  • Menyediakan kebutuhan dana untuk proses transfer aset kepada anak cucu 
  • Memberikan tambahan warisan sebagai kenangan terindah untuk keluarga yang ditinggalkan 

Contact: MDRTEditorial@teamlewis.com