Log in to access resources reserved for MDRT members.
  • Belajar
  • >
  • Konten di media sosial yang menarik untuk nasabah
Konten di media sosial yang menarik untuk nasabah
Konten di media sosial yang menarik untuk nasabah

Des 14 2022

Konten di media sosial yang menarik untuk nasabah

Dibutuhkan strategi yang tepat agar konten di media sosial dapat menarik pengikut dan mengubahnya menjadi nasabah.

Topik bahasan

Media sosial sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan setiap orang sekarang ini, mulai dari remaja hingga orang dewasa. Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai media untuk menyambung silaturahmi tetapi juga bisa menjadi sarana edukasi bahkan dapat membuka pintu rezeki.  

“Saya sangat aktif dalam menggunakan media sosial. Saya hampir menggunakan semua media sosial yang ada untuk menjalankan bisnis asuransi, antara lain blog, Youtube¸ Instagram, Facebook, dan LinkedIn yang sudah saya gunakan sejak tahun 2016. Untuk TikTok, saya baru mulai menggunakannya sejak tahun 2022. Semua akun tersebut masih saya kelola sendiri. Kuncinya adalah harus konsisten. Saya menyiapkan 2 hari per minggu untuk secara khusus dan konsisten membuat konten media sosial yang akan saya unggah. Usaha dan hati yang saya taruh dalam pengelolaan media sosial sama besarnya dengan yang saya lakukan ketika selling,” ujar Cristine Liman, anggota MDRT 6 tahun dari Jakarta. 

Liman membagi segmentasi untuk setiap media sosial yang ia punya seperti berikut ini: 

  • Blog: berfungsi untuk memberikan edukasi melalui artikel yang diunggah. Sifatnya lebih informatif dan netral. 
  • Youtube: menjadi tempat bagi Liman untuk membangun personal branding dan edukasi dengan tujuan untuk selling  
  • Instagram: untuk personal branding  
  • Facebook: menurut Liman, saat ini marketnya sudah mulai beralih sehingga ia mengurangi fokus di Facebook 
  • TikTok: berfokus pada selling kepada Gen-Z dan milenial 

“Saya menggunakan aplikasi Canva untuk membuat desain konten yang akan saya unggah di Instagram. Untuk konten video, saya menggunakan peralatan vlogging seperti yang biasa dipakai oleh para konten kreator di Youtube. Saya membuat segmentasi konten sesuai dengan niche market dari tiap media sosial yang saya pakai, jadi satu konten belum tentu saya unggah ke semua media sosial karena tergantung pada target market yang ingin saya sasar. Misalnya konten dengan target market untuk keluarga dengan rentang usia 25- 45 tahun akan saya unggah ke blog dan Youtube. Biasanya konten ini agak lebih panjang, bersifat edukatif dan mendalam. Cuplikan dari konten tersebut akan saya unggah di Instagram dan TikTok dengan durasi lebih pendek dan hanya berupa highlight dari keseluruhan konten karena audiens di Instagram dan TikTok cenderung memiliki attention span atau total waktu yang dihabiskan untuk menonton video lebih pendek jika dibandingkan dengan penonton di Youtube,” ujar Liman. 

Menurutnya, tantangan terbesar bagi penasihat keuangan ketika menggunakan media sosial adalah konsistensi. Ia mengibaratkan konten sebagai raja dan konsistensi sebagai ratu. Keduanya harus berjalan beriringan agar konten yang diunggah dapat membuahkan leads dan terkonversi menjadi selling. Sedangkan godaan terbesar ketika menggunakan media sosial adalah keinginan untuk menyerah di tengah jalan. 

“Ibaratnya, media sosial adalah sebuah taman indah yang sedang kita bangun dan kita ingin mengundang kupu-kupu untuk datang ke taman kita. Untuk mendapatkan kupu-kupu, kita tidak bisa menggunakan cara yang kasar seperti dengan mengejar dan menangkap kupu-kupu tersebut karena mereka akan menjauh. Dengan kita membangun taman yang indah, lengkap dengan bunga-bunga yang cantik, maka kupu-kupu tersebut akan datang dengan sendirinya dan bahkan membawa teman-temannya untuk datang juga. Jika kita tergoda untuk berhenti tiap kali menghadapi tantangan, maka taman tersebut tidak akan pernah selesai dan kupu-kupu yang kita harapkan juga tidak akan pernah datang. Namun dengan tetap konsisten dan tidak pernah menyerah, walaupun dibutuhkan waktu yang lama, maka kupu-kupu tersebut pasti akan datang dengan sendirinya,” ujar Liman. 

Ia menambahkan bahwa mengelola media sosial sama halnya dengan membangun taman tersebut, sama-sama dibutuhkan kemauan untuk tetap membuat dan mengunggah konten-konten yang bermanfaat bagi para pengikut. Dengan begitu, para pengikut yang tadinya hanya melihat saja bisa tergerak untuk menghubungi kita dan bersedia menjadi nasabah kita. 

Contact: MDRTEditorial@teamlewis.com