Log in to access resources reserved for MDRT members.
  • Belajar
  • >
  • Bangun ulang cara pikir staf

Feb 22 2022

READ 00:04:26

Bangun ulang cara pikir staf

Sibak manfaat hiper-personalisasi dan efek perubahan cara pikir terhadap tim dan sikap Anda.

Topik bahasan

Oleh Jason V. Barger

Banyak pemimpin masih mencari-cari cara untuk mendukung dan berinteraksi dengan staf secara jarak jauh, baik dalam tataran hibrid atau tatap muka. Kendati masih berupaya beradaptasi, staf tetap dituntut untuk memaksimalkan pengalaman, produk, atau jasa yang mereka tawarkan ke pasar. Bukan tugas yang ringan.

Berikut ini enam pilar untuk membangun ulang cara pikir staf:

1. Kejelasan — Apakah misi Anda jelas? Apakah visi Anda jelas? Apakah strategi untuk prioritas berikutnya jelas? Inilah waktunya menyusun ulang dan memastikan semua jelas. Tim mungkin tetap perlu putar otak, tetapi kejelasan akan memunculkan semangat dan arah untuk melangkah ke depan.

2. Inklusivitas — Pemimpin berperan besar dalam memperluas jangkauan untuk menyambut latar belakang, gagasan, sudut pandang, dan pengalaman yang lebih beragam. Dunia usaha bisa memandu masyarakat dengan memberi teladan cara berdialog yang menjunjung adab dan martabat, serta edukasi tentang arti penting keberagaman, keadilan, dan inklusi. Tim yang inklusif dan terbuka akan menggerakkan semua daya.

3. Ketangkasan — Di dunia yang terus berubah, kemungkinan dan kemampuan beradaptasi jadi penentu. Sesekali, pemimpin harus mengeset ulang pola pikir untuk mencari cara kerja baru dan keberanian menjemput peluang yang datang. Pemimpin yang bersikeras dengan cara lama akan ditinggalkan oleh stafnya.

4. Keuletan — Gigih dan tangguh bagai pelampung untuk mengarungi ombak kendala, tantangan, energi negatif, sikap saling menyalahkan, dan perpecahan. Pemimpin membangun ulang tim agar fokus pada isu yang dihadapi dan tindakan untuk langkah selanjutnya. Ketangguhan bukan soal fisik kuat, melainkan sikap tidak gengsi untuk menunjukkan kelemahan diri di depan tim dan tetap gigih dalam mencari solusi bersama-sama.

5. Rehat — Tahun lalu, orang Amerika membiarkan 768 juta hari libur hangus. Ingat bahwa riset menunjukkan rehat yang terprogram itu penting dalam mewujudkan performa tiada tanding. Bila tubuh, pikiran, dan hati kita rehat, napas terasa lebih lega. Segala perbuatan pun jadi terjaga kualitasnya.

6. Rasa memiliki — Tanggung jawab dan tindakan adalah pola pikir dan napas hidup para pemimpin dan budaya kerja terbaik dunia. Pemimpin fokus menjalankan rencananya, dengan tanggung jawab dan perilaku positif. Di lingkungan yang diruyaki gosip, sikap menyalahkan, dan mengecam kesalahan, pemimpin membangun ulang diri dan timnya untuk berfokus pada solusi, bukan mencari siapa yang salah.

Upaya mengembangkan karyawan yang produktif dan proaktif tak ada habisnya. Pemimpin dan organisasi terbaik mau berkomitmen membangun ulang cara merekrut, menatar, mengevaluasi kinerja, mengembangkan calon pemimpin, dan mengakui prestasi. Pemimpin terbaik berinvestasi pada timnya.

Jason Barger adalah pendiri Step Back Leadership Consulting. Info selengkapnya di jasonvbarger.com.

Lebih banyak closing dari para pesaing

Oleh Nicole Parmar

Generasi baby boomer tengah mengalihkan triliunan dolar ke Generasi Milenial dan Generasi Z. Para NKB (nasabah kaya baru) ini terbiasa dan bergantung pada komunikasi digital untuk kebutuhan informasinya, termasuk untuk urusan manajemen kekayaan. Bagaimana agar Anda menonjol di tengah riuhnya informasi?

Hyper-personalization adalah informasi yang dirancang secara khusus untuk seorang nasabah. Metode ini menunjang prediksi kebutuhan berdasarkan riwayat perilaku atau nasabah serupa, mengumpulkan masukan seketika, dan mengotomasi proses pemasaran dan komunikasi nasabah.

Berikut ini beberapa langkah mudah untuk memulai hyper-personalization.

Langkah 1: Tetapkan target dan KPI. Tinjau semua proses selama ini untuk menemukenali cara komunikasi yang sudah efektif dan. Cari tahu area mana yang perlu ditingkatkan dengan menyurvei nasabah dan staf. Setelah informasi dan data dasarnya terkumpul, tetapkan target bulanan atau kuartalan untuk memperoleh nasabah baru atau closing.

Langkah 2: Pakai data untuk menyusun strategi. Pikirkan cara mengotomasi semua proses di bisnis Anda, termasuk proses pengiriman kartu ucapan, laporan, konten edukatif, dan pembukuan.

Langkah 3: Gunakan alat dan teknologi. Biasanya sudah satu paket, termasuk CRM, platform pemasaran via surel, dan sistem strategi penjualan. Contohnya, Salesforce, Zoho, Wealthbox, dan HubSpot.

Langkah 4: Data dan segmentasi. Klasifikasikan nasabah sesuai minat, tahap kehidupan, atau tahun menuju pensiun. Fokus pada kebutuhan nasabah dalam tiap kategori. Perhatikan pula masalah dan tantangannya. Selanjutnya, kirim pengingat dan pesan teks; lalu, luncurkan kampanye promosi.

Langkah 5: Gunakan analisis prediktif. Analisis prediktif dalam manajemen kekayaan dapat mencakup tingkat layanan yang dioptimalkan, alokasi portofolio, pemberian saran, cross-selling, upselling, pelancaran relasi nasabah, serta pengoptimalan pemasaran dan penjualan.

Agar semua berjalan baik, luangkan waktu untuk menyusun kerangka kerja yang mencakup seluruh aspek bisnis Anda. Sistemnya mesti efisien dan efektif tetapi juga fleksibel untuk diubah sesuai data terbaru. Sering-seringlah mengevaluasi dan menyempurnakan prosesnya.

Nicole Parmar, dari JNJ Business Solutions Inc. di Vancouver, British Columbia, Kanada, adalah konsultan pemasaran dengan pendekatan yang memprioritaskan data.

Buka, bukan tutup

Oleh Ali Hassan Arayssi Sr., B.S.

Apa pertanyaan pertama yang diajukan manajer saat Anda kembali dari pertemuan dengan prospek atau nasabah? “Sudah closing?”

Mengapa disebut closing? Kata close dalam bahasa Inggris berarti menutup atau mengakhiri. Saat pertama kali bertemu prospek, apakah itu tujuan kita? Sepertinya bukan. Alih-alih menutup, kita ingin membuka.

Tujuan pertemuan adalah membuka jalan untuk hubungan jangka panjang yang didasari rasa saling memahami, mengenali tujuan dan impian, serta menegakkan rasa percaya. Itulah tujuan setiap pertemuan kita, apa pun hasilnya nanti. Di masa depan, pertemuan berpotensi membuka hubungan bisnis, pembelian berkali-kali, referensi, atau mungkin pertemanan.

‘Menutup’ adalah kata yang negatif. Kata dan pikiran negatif membangkitkan stres dan rasa takut, yang memadamkan logika dan nalar. Buat apa kata negatif harus ada di otak saya? Buat apa saya cemas sebelum bertemu prospek?

Bagaimana kira-kira kalau manajer dan partner kita justru bertanya, “Sudah dibuka?”

Saya pribadi mencoba mengalihkan kata-kata negatif jadi positif. Saya fokus membuka hubungan baru dengan prospek yang saya hadapi.

Ali Arayssi Sr., dari Beirut, Lebanon, adalah anggota tiga tahun MDRT. Hubungi Arayssi di ali.arayssi@dsf.bankers-assurance.com.