Log in to access resources reserved for MDRT members.
  • Belajar
  • >
  • 3 langkah mengarahkan hidup menuju sukses
3 langkah mengarahkan hidup menuju sukses
3 langkah mengarahkan hidup menuju sukses

Apr 21 2022

3 langkah mengarahkan hidup menuju sukses

Visi yang realistis dan praktis bisa membantu penasihat menetapkan dan meraih tujuan, menurut anggota MDRT Nobuhiro Otsuka.

Topik bahasan

Oleh Matt Pais

Demi menetapkan dan meraih target, visi hidup mesti realistis dan praktis, kata anggota 17 tahun MDRT Nobuhiro Otsuka dari Tokyo, Jepang, yang juga anggota Top of the Table.

Untuk itu, mulailah dengan tiga langkah berikut:

1. LANGKAH SATU
Ketahui posisi.
Saat mengikuti pelatihan, duduk di baris terdepan. Baris ini akan menerima percikan ilmu lebih banyak. Rugi besar jika Anda melewatkan ilmu atau informasi. Sebaliknya, hidup akan berubah dengan informasi memadai. Sukses adalah buah dari keseimbangan pikiran, ilmu, dan keterampilan. Langkah berikutnya adalah merangkum pengetahuan sebagai bekal untuk mementori yang lain. Anda perlu berpikir, membuat target, dan merancang strategi yang apik. Saya berjalan kaki pagi-pagi untuk menjernihkan pikiran dan fokus pada gagasan. Putri saya, yang saat itu masih kelas dua, ternyata ingin menemani, katanya, “Aku mau jalan-jalan sama Ayah.” Bonusnya, ini jadi waktu yang menyenangkan buat kami.

2. LANGKAH DUA
Jadilah yang terbaik bagi sesama.
Belajar tentang diri sendiri membuat saya merasa punya kacamata baru. Sebelum berubah, saya sering mengalami penyesalan. Setelah berjam-jam merenung, akhirnya saya tahu saya siapa dan mau saya apa. Saya mau menjadi suami, ayah, sahabat, dan penasihat yang hebat. Saya beruntung mendapatkan kesadaran ini.

3. LANGKAH TIGA
Cinta, apresiasi, dan kejujuran.
Saat diminta mengerjakan sesuatu, tunjukkan totalitas. Keterampilan yang Anda kembangkan untuk melayani sesama menjadi bagian diri Anda. Saat Anda berkomitmen untuk jadi hebat, setia, dan bertekad bulat, Anda akan dipercaya untuk mengemban peran lebih besar. Tantangan itu bagai pupuk. Orang hebat telah menaklukkan tantangan dalam hidupnya. Apresiasi tantangan yang menghadang karena tantangan adalah bibit kejayaan.

Dinukil dari presentasi Otsuka di Pertemuan Tahunan MDRT 2013 “Sikap menentukan kinerja: Prinsip untuk sukses.” Untuk memetik ide lain dari anggota MDRT, kunjungi situs web MDRT.

Sudah cukupkah upaya melindungi staf dan bisnis Anda?

Oleh Derek A. Dingwall, AFP

Penasihat keuangan berspesialisasi dalam hal perencanaan hidup nasabah. Tapi pernahkah kita meluangkan waktu untuk merencanakan masa depan staf setelah kita tiada? Masa depan bisnis Anda mungkin ditentukan oleh orang pertama yang menjawab telepon di kantor, pagi setelah Anda meninggal.

Bayangkan situasinya: Staf syok mendengar kabar kepergian Anda. Mereka tidak siap menghadapinya. Telepon berdering. Nasabah khawatir, menanyakan nasib investasi dan polisnya. Sementara itu, staf Anda cemas memikirkan penghidupan dan masa depan mereka. Jika nasabah menangkap kesan cemasnya para staf dan memposting di medsos betapa paniknya kantor Anda, hancurlah sudah. Berikut ini skenario pencegahannya.

Lindungi staf, lindungi bisnis

Perlindungan staf adalah prioritas pertama. Jadikan mereka ahli waris polis asuransi jiwa yang akan menyediakan pendapatan selama tiga bulan. Manfaat ini akan membuat mereka tenang dan merasa aman.

Saya juga menyertakan ketentuan dalam perjanjian tertulis bahwa asisten pribadi saya akan menerima uang yang sepadan dengan tiga bulan biaya sewa dan hidup jika saya meninggal. Polis asuransi jiwa adalah cara paling efisien untuk menyediakan dana cepat. Wasiat mungkin kurang praktis untuk tujuan ini karena staf Anda membutuhkan dukungan finansial secepatnya setelah Anda tiada.

Membantu nasabah pemilik usaha kecil

Setelah rencana Anda beres, cari perusahaan kecil lain yang bisa menggunakan rencana serupa untuk melindungi staf pendukung dan menyelamatkan bisnisnya. Misalnya, praktik pribadi dokter. Siapa yang akan menggaji perawat dan resepsionis jika si dokter meninggal?

Dengan membahas bersama tim, pasangan, mitra bisnis, dan penerima manfaat tentang apa yang akan terjadi jika Anda meninggal, Anda memastikan keamanan finansial untuk tim dan nasabah setia.

Derek Dingwall, dari Benoni, Afrika Selatan, adalah anggota 42 tahun MDRT. Hubungi Dingwall di dings@mweb.co.za.

Masih tak percaya juga? Dasar bebal!

Oleh Susan Robertson

Anda menyajikan informasi yang amat sangat penting bagi prospek: ide pencegahan risiko masa depan yang tak pernah terlintas di benak mereka. Selesai Anda presentasi, prospek tidak terkesan. Mereka bilang, “Tidak, makasih.”

Kejadian ini ada kaitannya dengan watak otak manusia.

Saat orang (termasuk Anda) bersinggungan dengan informasi baru yang berlawanan dengan pendapatnya, mereka hanya sedikit menyesuaikan tanpa sepenuhnya mencermati kembali pandangan lamanya. Saat disodori data baru, jarang sekali kita berpikir panda-ngan kita mungkin keliru.

Bikin dongkol, tapi begitulah cara kerja otak. Otak ibarat mesin inferensi Bayes. Logika Bayes adalah penalaran yang spesifik dan baku, dengan cara ketat dalam memadukan bukti baru dengan informasi lama. Otak kita cenderung melakukan secuil penyesuaian terhadap pandangan lama saat dihadapkan pada data baru.

Menyesuaikan diri dengan cara kerja otak

Saat Anda mencoba membujuk nasabah atau staf untuk mengikuti pola pikir baru, berikan informasi baru sedikit demi sedikit. Tunjukkan perlahan-lahan bahwa perubahan ini mungkin lebih seperti perluasan pandangan, dan bukan cara pikir yang sama sekali baru.

Contohnya, jika prospek tidak percaya asuransi jiwa, jangan tuntut mereka untuk langsung menanggalkan pandangan lamanya, sekalipun sudah disodori bagan, fakta, dan angka. Cara itu akan membuat mereka mundur teratur. Alih-alih, mulailah dari hal-hal yang mereka yakini; misalnya, bahwa pasangan dan anak-anak tetap bisa tinggal di rumah sendiri, sekalipun prospek meninggal sebelum anak-anaknya dewasa dan mandiri.

Apa pandangan yang mengakar paling dalam?

Makin banyak pengalaman seseorang di bidang tertentu, makin besar kemungkinannya punya asumsi soal bidang itu. Mereka bahkan mungkin tidak sadar tentang hal itu. Pandangannya sudah mengakar begitu dalam sampai-sampai tak terpikir lagi untuk mempertanyakannya. Pandangan-pandangan ini dianggap fakta sehingga, dengan bertanya, kita bisa membimbing prospek untuk mengungkap asumsi-asumsi yang tidak disadarinya.

Karena manusia cenderung mempertahankan cara pikir yang dianutnya, Anda perlu dengan sadar membantu diri, staf, dan nasabah keluar dari desakan alami untuk menentang pemikiran baru ini. Ingat, otak secara tidak sadar akan terus membatasi cara pikir kecuali Anda dengan sengaja dan aktif mengelolanya.

Susan Robertson adalah pakar pemikiran kreatif dengan lebih dari 20 tahun pengalaman menjadi pembicara dan coach perusahaan Fortune 500. Sebagai instruktur kreativitas terapan di Universitas Harvard, Robertson menghadirkan fondasi ilmiah bagi peningkatan daya cipta manusia. Untuk info selengkapnya, kunjungi susanrobertson.co.

Berlangganan sekarang di mdrt.org/blog untuk menerima kiriman Blog MDRT.