Perencanaan keuangan untuk freelancer
Oleh Lia Eunika Pamela
TOPIK BAHASAN
Munculnya fenomena gig economy workers atau tenaga kerja yang bekerja dengan sistem kontrak jangka pendek atau biasa juga dikenal dengan tenaga kerja freelance di Indonesia adalah respons dari perkembangan teknologi dan gaya hidup modern. Sistem memungkinkan semua orang untuk bekerja dengan lebih fleksibel dan mandiri. Menurut Kartika, CFP, anggota MDRT 8 tahun dengan 1 Court of the Table dari Jakarta, Indonesia, tren ini akan berkepanjangan dan bahkan terus meningkat karena semakin banyak orang mencari gaya hidup yang lebih mandiri, simpel, dan fleksibel dalam bekerja.
“Walau terdengar menarik, tetapi ternyata bekerja dengan sistem freelance membawa risiko keuangan yang lebih besar karena kurangnya jaminan keamanan kerja dan tunjangan yang cukup untuk karyawan. Oleh karena itu mereka harus lebih sadar diri dalam menyiapkan proteksi diri dengan membuat perencanaan keuangan yang matang untuk masa depan mereka. Saya pernah bertemu dengan prospek yang bekerja sebagai freelancer dan saya mengedukasi mereka agar memiliki perencanaan keuangan yang matang mengingat mereka hanya kerja di rentang waktu tertentu. Saya juga mengingatkan mereka untuk disiplin dalam mengatur pengeluaran dan tidak memaksakan gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatan mereka. Saya juga mengingatkan prospek tersebut untuk memiliki dana darurat yang cukup dengan mempertimbangkan berbagai skenario keuangan yang mungkin terjadi di masa depan,” ujar Kartika.
Thresia Tjokrosoeharto, anggota MDRT 8 tahun dengan 2 Court of the Table dan 1 Top of the Table dari Tangerang, Indonesia membagikan beberapa pertanyaan yang biasa ia tanyakan kepada prospek dari pekerja freelance, antara lain:
- Apa saja yang menjadi mimpi-mimpi finansial terbesar bapak/ibu?
Misalnya mimpi untuk beli rumah, mobil, dana pendidikan anak, dan dana pensiun. Mimpi-mimpi ini tentu harus diikuti dengan rencana dan komitmen untuk mencapainya.
- Apa saja yang menjadi tanggungan finansial bapak/ibu?
Risiko finansial akan semakin besar jika ternyata prospek adalah sandwich generation
- Berapa lama tabungan bapak/ibu dapat bertahan jika Anda tidak ada pekerjaan selama beberapa waktu?
- Apa yang bapak/ibu lakukan jika tiba-tiba dokter meminta uang 1 miliar rupiah untuk biaya berobat pribadi atau anggota keluarga Anda?
“Sebagai tenaga kerja freelance, tentunya prospek sadar dan paham bahwa ketidakpastian dalam hal pendapatan akan selalu ada. Saya mengedukasi mereka untuk memahami bahwa berapa pun uang yang mereka miliki, mereka harus memiliki perencanaan keuangan yang matang. Sesimpel rumus yang banyak dipakai masyarakat pada umumnya 50% untuk kebutuhan, 30% untuk ditabung, dan 20% untuk dana darurat dan asuransi. Tanpa adanya perencanaan keuangan yang matang, maka akan memberatkan prospek, apalagi jika ternyata lebih besar pasak daripada tiang. Jika mereka dapat meningkatkan pendapatan mereka dan mampu mengatur keuangan, maka mereka dapat terlepas dari risiko keuangan,” ujar Tjokrosoeharto.
Tjokrosoeharto juga menyarankan prospeknya yang berasal dari tenaga kerja freelance untuk memiliki beberapa produk asuransi berikut ini:
- Asuransi kesehatan tradisional untuk diri sendiri dan beberapa anggota keluarga dengan tanggungan terbesarnya seperti untuk orang tua, mertua, dan pasangan. Karena risiko kehidupan tidak bisa diprediksi, dan biaya rumah sakit semakin mahal maka asuransi kesehatan dapat mengurangi ketidakpastian dalam hal total biaya dan berapa lama prospek akan terpaksa tidak bisa bekerja dan menghasilkan pendapatan.
- Asuransi uang pertanggungan untuk penyakit kritis untuk prospek dan pasangan minimal 1 sampai 2 kali pendapatan tahunan. Produk asuransi ini untuk melindungi pendapatan ketika prospek dan nasabah tidak dapat bekerja jika terjadi risiko sakit atau kecelakaan. Bisa juga untuk jaminan dana pendidikan anaknya.
- Asuransi uang pertanggungan untuk jiwa untuk para pencari pemasukan dalam keluarga dan pasangan. Fungsinya mirip dengan UP kritis yaitu untuk jadi income protection atau pelindung pemasukan, bahkan untuk pemasukan yang belum dihasilkan di masa depan dan mempersiapkan pemasukan abadi untuk memenuhi mimpi keuangannya; seperti tidak meninggalkan cicilan hutang pada istri dan menjamin dana pendidikan anak. Ini juga adalah bukti cinta paling tulus pada pasangan karena bukan hanya “saya mencintai pasangan saya seumur hidup saya” tetapi lebih dari itu, artinya dia mencintai dan siap bertanggung jawab untuk sepanjang hidup pasangannya.
- Tambahan: perencanaan tabungan dana pendidikan lewat produk asuransi. Perencanaan ini dibutuhkan utamanya agar nasabah lebih disiplin tiap bulannya dan budgeting pengeluaran jadi lebih mudah dan pasti. Selain itu, produk asuransi ini juga akan melindungi prospek dan nasabah kalau di tengah jalan periode pembayaran mereka sebagai orang tua meninggal, maka asuransi melalui fitur payor waiver akan menabungkan terus untuk anaknya dan menjadi jaminan untuk mencapai mimpi pendidikan anak mereka.
Contact: MDRTEditorial@teamlewis.com