Log in to access resources reserved for MDRT members.
Hingga usia 100
Hingga usia 100

Mar 09 2023 / Round the Table Magazine

Hingga usia 100

Priyadarshi rancang rencana agar pensiunan tidak kehabisan uang.

Topik bahasan

Usia panjang mahal harganya.

Penasihat keuangan telah membantu kalangan prapensiunan menuai buah dari kerja keras mereka seumur hidup untuk bisa berwisata, mengisi waktu dengan hobi, dan hidup nyaman di usia senja. Tapi jangan lupakan perencanaan pascapensiun karena, menurut Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), warga berusia 65 tahun — setidaknya di negara-negara anggotanya — dapat hidup hingga usia 84,9 tahun. Umur panjang mengharuskan nasabah menimbang biaya perawatan kesehatan masa mendatang dan memahami bahwa strategi investasi untuk tabungan hari tua mereka berhasil karena masa menabung yang panjang.

“Kemungkinan orang hidup hingga usia 100 kian besar, dan hal ini implikasinya besar,” kata Plabita Priyadarshi, anggota 10 tahun MDRT dari Mumbai, India. “Tabungan pensiun akan ‘diganggu’ berbagai kebutuhan tak terduga, di antaranya, pelunasan utang, bantuan finansial untuk anak, dan perawatan hari tua. Karena itu, saat menyusun rencana masa pensiun nasabah, kita harus mengingat pengeluaran yang dapat timbul akibat usia panjang.”

Tekad Priyadarshi untuk mengamankan kualitas hidup nasabah lansia bertunas saat ia masih kecil. Waktu kanak-kanak, ia ingin sekali cepat besar agar bisa lebih mandiri, bertemu orang baru, dan menjelajahi tempat dan hal lain di luar pagar batas masa kanak-kanaknya. Karena hormatnya pada orang yang lebih tua, ia suka bermain dengan anak-anak di atas usianya. Ia pun senang mengobrol dengan orang dewasa dan lansia untuk “menimba ilmu” dari mereka. Upaya Priyadarshi mengamankan kualitas hidup kalangan pascapensiunan adalah balas budinya atas kearifan yang ia himpun dari para senior yang selalu ia hormati.

Bahaya yang perlu ditanggulangi

Inflasi adalah salah satu faktor yang ia perhatikan dalam strategi perencanaannya. Harga barang dan jasa yang lebih dibutuhkan para nasabah pensiunan, seperti perawatan kesehatan, obat-obatan, dan bantuan perawatan diri, naik lebih signifikan akibat inflasi, yang menggerus daya beli dan uang tabungan mereka lebih cepat. Karenanya, rencana keuangan orang yang sudah pensiun tak boleh terlalu konservatif dan perlu menyertakan bauran investasi agar tetap mampu mengejar inflasi.

Pajak adalah faktor lain yang tak luput dari perhatian Priyadarshi.

“Pensiunan sadar bahwa pajak bisa menguras tabungan mereka dengan signifikan, tetapi, di saat bersamaan, mereka tidak begitu tahu cara mengurangi beban pajaknya. Kebanyakan pensiunan menganggap pajak bukan pengeluaran dan tidak pernah menyusun rencana untuk itu,” katanya. “Jadi, dalam perencanaan pensiun, kita perlu menimbang peraturan perpajakan yang berlaku saat ini dan di masa mendatang. Perlu pemasukan lebih untuk mempertahankan gaya hidup. Tetapi naiknya pemasukan juga berimbas naiknya pajak. Jadi, saya menawarkan solusi yang tidak menimbulkan pajak sama sekali.”

Terakhir, usia panjang dapat membebani anak dengan kewajiban untuk menyokong hidup orang tua yang telah melampaui usia harapan hidupnya. Strategi pascapensiun Priyadarshi mengedepankan rencana yang mempertahankan pokok investasi dan dirancang fleksibel untuk menangani sebagian beban perawatan hari tua bilamana nasabah mengalami masalah kesehatan.

“Saya selalu merasa, nalar terbaik untuk perencanaan pascapensiun adalah nalar rasional, bukan membiarkan emosi merugikan kepentingan sendiri,” kata Priyadarshi. “Pikiran kita harus sangat rasional ketika merencanakan dana pensiun nasabah karena tantangannya adalah usia panjang.”

Investasi untuk pascapensiunan

Konsep Priyadarshi untuk investasi pascapensiun dan membantu nasabah “menjaga kemilau jingga usia senja” meliputi tiga unsur berikut ini:

  1. Karena pemasukan dari pekerjaan sudah terhenti, rekomendasi pertamanya adalah merencanakan imbal hasil bulanan yang nasabah butuhkan tiap bulan untuk menjaga agar kualitas hidupnya tidak merosot.
  2. Jalankan rencana penciptaan aset jangka pendek, misalnya lima tahun, yang memungkinkan nasabah untuk punya rencana yang dapat memenuhi kebutuhannya seumur hidup. Setelah korpus asetnya terhimpun, ia menyarankan mereka untuk membeli anuitas karena, seiring bertambahnya usia, imbal hasil anuitas lebih baik.
  3. Tanamkan sebagian besar dana di instrumen bebas pajak agar hasilnya lebih tinggi dan pengembaliannya cukup untuk mengatasi inflasi.

“Bagi para penasihat, segmen nasabah pensiunan membuka lebar peluang untuk meningkatkan usaha. Dan membantu mereka merencanakan uangnya juga merupakan misi yang mulia,” kata Priyadarshi. “Perencanaan yang baik menjadikan mereka kontributor pengembangan ekonomi yang mampu berdikari saat melalui perubahan dan rintangan ekonomi.”

KONTAK

Plabita Priyadarshi plabis2003@yahoo.co.in