Log in to access resources reserved for MDRT members.
Pelega dahaga
Pelega dahaga

Jan 02 2024 / Round the Table Magazine

Pelega dahaga

Datta dukung lembaga yang alirkan air bersih ke anak-anak dan komunitas mereka.

Topik bahasan

Tiap hari, para pemudi di sebuah desa kecil di Uganda menghabiskan sebagian besar waktu bukan untuk belajar di sekolah, melainkan berjalan kaki 10 mil ke sumber terdekat untuk mengambil dan membawa pulang air bersih.

Abhishek Datta tidak menyangka bahwa tiadanya akses air bersih bisa menghambat pendidikan. Jadi, saat anggota enam tahun MDRT dari Dubai, UEA, ini mendengar cerita pilu bahwa kondisi seperti itu masih terjadi, hatinya risau.

“Saya sadar ada begitu banyak hal di dunia ini yang kita anggap lumrah: air minum bersih, listrik, pendidikan layak. Saya dan istri tidak punya anak, tapi saat melihat seorang anak yang menderita, saya tergerak, seolah ada dorongan hati untuk membantu,” ujarnya. “Waktu mendengar tentang penderitaan mereka dan bahwa masalah itu bisa diringankan dengan sedikit upaya dan dana, saya langsung ingin ikut turun tangan.”

Itulah alasan keterlibatan Datta di Surge for Water, lembaga yang telah membantu lebih dari 1 juta orang di 12 negara dengan akses air, sanitasi, sarana kebersihan, dan kesehatan menstruasi sejak 2018. Tahun ini, Surge for Water menerima Hibah Global Yayasan MDRT sebesar $10.000. Setelah bertemu dengan Shilpa Alva, pendiri/direktur eksekutif Surge for Water, dan Marita Peters, direktur eksekutif cabang UEA lembaga ini, melalui seorang teman di sebuah acara pada akhir 2020, Datta melihat peluang untuk meluaskan kontribusinya.

“Sebagai penasihat keuangan, sudah terbilang hebat jika saya bisa membantu 1.000 sampai 2.000 jiwa sepanjang karier,” katanya. “Tapi bersama Surge, saya telah mampu membantu 10.000 sampai 20.000 orang dalam beberapa tahun terakhir, jauh melampaui jangkauan saya di profesi ini. Ada kepuasan yang saya rasakan dalam hati.”

Mengena di hati

Datta mencapai hal tersebut melalui perannya sebagai penasihat strategis Surge, yang bekerja untuk mengangkat kesadaran dan mencari dana hibah, seperti hibah Yayasan MDRT pada 2021 yang telah membantu lebih dari 5.000 orang di Haiti, Filipina, dan Uganda lewat perbaikan sumur, toilet sekolah, instalasi pengolahan air, dll. Hibah tahun 2023 disalurkan untuk masyarakat di Uganda, Haiti, dan Indonesia, melalui proyek lanjutan perbaikan sumur dan tandon air hujan, pembangunan toilet, dan edukasi tentang kebersihan serta kesehatan menstruasi.

Datta mengenang kembali saat ia menerima surat tulis tangan dari seorang guru di sekolah Uganda, berisi ucapan terima kasih kepadanya dan Yayasan MDRT atas bantuan pembangunan sumur sehingga siswa dan guru tak lagi terpaksa minum air keruh dari kolam berlumpur.

“Jika melihat anak-anak minum air berlumpur dengan mata saya sendiri, saya pasti menangis,” kata Datta. “Rasanya sungguh mengiris hati.”

Alih-alih datang, bekerja, dan pulang setelah proyek rampung, Surge melibatkan warga lokal, mengadakan dana investasi kecil, menyewa jasa tukang setempat, dan menerima relawan guna menciptakan rasa memiliki dari masyarakat penerima bantuan. Datta ingat sebuah insiden di Indonesia, ketika badai meratakan hasil kerja Surge sehari sebelumnya. Namun, karena warga masyarakat ikut terlibat, kontraktor setempat bersedia memperbaiki proyek tersebut tanpa tambahan biaya.

Solusi berbiaya rendah

Bicara soal komunitas, Datta juga mendukung Surge dengan menceritakan keterlibatannya di lembaga itu kepada nasabah. Katanya, orang sering kaget saat mengetahui tidak hanya skala masalahnya (2 miliar jiwa di dunia kekurangan air bersih, menurut Surge; 3,6 miliar jiwa tidak memiliki sanitasi memadai; dan 2,3 miliar jiwa kekurangan fasilitas kebersihan), tetapi juga rendahnya biaya solusinya.

“Waktu saya bilang hanya perlu $3.000 untuk menolong 1.000 orang di sebuah desa agar bisa mengakses air minum bersih, mereka terkejut,” kata Datta.

Begitupun, Datta berbagi informasi ini hanya lewat percakapan empat mata – bukan melalui media sosial – dan kepada nasabah lamanya, bukan yang baru. Ia tahu, sebagian nasabah mungkin risi jika dimintai uang sumbangan sosial oleh penasihat keuangan sendiri. Ia tidak ingin perannya disalahpahami.

Meski demikian, ia masih merasa ingin berkontribusi lebih ke depannya. Datta ingin menjajaki cara agar Surge dapat meluaskan bantuan ke India (Datta asli dari Mumbai) dan berkunjung langsung ke lokasi proyek Surge di Uganda.

Dan di rumah, bukan dirinya saja yang ingin menyingsingkan lengan baju. Karena keterlibatan suaminya di Surge, istri Datta, Vikramjeet, yang juga menggeluti profesi jasa keuangan, berencana untuk terlibat di badan amal.

“Sebelum saya ikut Surge, hal itu tak pernah terlintas di pikirannya,” kata Datta. “Jadi, jika saya bisa menginspirasi satu orang di keluarga sendiri untuk membaktikan waktu demi misi sosial seperti ini, bertambahlah dampak dari upaya saya. Jika ada isu sosial yang menyentuh hati Anda, bantulah dengan totalitas.

“Dibanding besar masalahnya, upaya kami terbilang kecil. Makin kita bisa menyadarkan masyarakat tentang lembaga seperti Surge, makin besar dukungan untuk memecahkan masalah ini ke depannya nanti.”

KONTAK

Abhishek Datta abhishek.datta@cfsgroup.com