Lulus kuliah, Takatoshi Suzue langsung kerja di perusahaan properti. Pandai bergaul dan membuat pembeli merasa nyaman, ia sukses menjual banyak rumah. Setelah empat tahun di penjualan, ia mendapat posisi baru di departemen personalia. Seiring pema kaian metode baru oleh perusahaannya, Suzue mendapatkan sertifikasi MyersBriggs Type Indicator (MBTI), sebuah tes psikologi berbasis kuesioner untuk mengidentifikasi tipetipe kepribadian manusia.
Pendidikan itu membantunya memacu kinerja dan ia pun dipromosi kan lagi ke kantor utama, lokasi pusat bisnis dari perusahaan tempatnya bekerja. Kariernya melesat pesat hingga titik balik besar dalam hidupnya mengemuka. Anak pertamanya, Taiki, lahir dengan cerebral palsy. Suzue pindah ke dekat rumah orang tua istrinya agar bisa dibantu membesarkan keluarga dan memulai fase baru kariernya dengan beralih ke jasa keuangan.
Meninggalkan agensi tradisional
Suzue bergabung ke agensi asuransi tempat ayah mertuanya bekerja. Namun, agensi itu bukan organisasi modern yang digerakkan proses seperti tempatnya dulu bekerja. Ia merasa tidak nyaman.
“Sebagai penasihat keuangan, saya sangat merasakan kurangnya kesadaran akan kepatuhan di agensi itu. Misalnya, saat memperbarui asuransi kendaraan, meski cakupan asuransinya sama dengan tahun sebelumnya, penasihat wajib melakukan tinjauan. Namun, aspek mendasar itu diabaikan di kantor agensi tersebut. Hubungan saya dengan manajer agensi tak berjalan baik,” kata Suzue.
Ia juga percaya bahwa praktisi jasa keuangan harus mencipta diferensiasi dengan tidak terpaku pada tradisi. Di Jepang, banyak agensi asuransi mengirim bingkisan untuk menjaga relasi dengan nasabah. Namun, Suzue yakin bahwa “hadiah takkan membuahkan kepercayaan. Lebih penting menyediakan perencanaan dan produk terbaik dari pada sekadar menye nangkan nasabah.”
Berinteraksi dengan pribadi
Suzue keluar dari agensi itu untuk membuka praktik sendiri dan menggunakan ilmu MyersBriggs untuk berinteraksi dengan nasabah. Hubungan dan komunikasinya dengan nasabah menjadi lebih efektif dan bisnisnya lebih sukses.
Saya ada di sini karena putra saya. Dialah yang membuat saya menjadi penasihat keuangan.
“Saya bisa menelaah orang dan menyesuaikan gaya saya untuk memperkuat hubungan,” kata anggota tiga tahun MDRT ini. “Sebagian orang lebih baik kinerjanya saat opsinya terbatas dan batasannya jelas. Untuk tipe nasabah ini, sebelum bertemu, saya informasikan durasi sesi interviu kami dan agenda yang akan dibicarakan. Suasananya jadi lebih rileks dan dia terdorong untuk membahas halhal yang menjadi perhatiannya. Di lain pihak, ada juga yang tak suka dibatasbatasi. Untuk tipe nasabah ini, saya hanya akan infokan tanggal dan jam, tanpa detail agenda, agar lebih terbuka dan fleksibel.”
Berinteraksi dengan penasihat lain
Sepuluh tahun setelah jadi praktisi independen, Suzue kini punya delapan karyawan di kantor praktiknya. Kualifikasi MBTInya turut membantu memperluas jaringan dengan penasihat keuangan lainnya. Ia jadi pembicara di sebuah seminar yang disponsori oleh perusahaan asuransi tentang cara penasihat memahami tipe kepribadian untuk bisnis mereka. Barubaru ini, ia jadi kurator “Temu 100 Agen Asuransi” untuk menambah koneksi dengan agenagen lain di Jepang.
Suzue juga memanfaatkan sarana MDRT untuk meluaskan koneksi melalui grup studi dengan sesama anggota MDRT di perusahaannya dan membantu penasihat junior meraih kembali kualifikasi mereka.
“Melalui sesi studi dan pelatihan, ruang untuk bertukar pendapat dengan agen hebat dari seantero negeri jadi lebih lebar,” ujarnya. “Selain itu, sistem mentor juga dibangun untuk membantu para firsttimer mempertahankan MDRTnya. Melalui sistem seperti ini, jaringan meluas dan keterampilan kian terasah.”
Putranya sekarang sudah kuliah. Taiki diulas dalam sebuah artikel tentang upacara akil balig (perayaan usia 20 tahun). Di artikel itu, putranya berkata, “Aku ingin jadi penasihat keuangan seperti ayahku.”
“Saya ada di sini karena putra saya,” ujar sang ayah bangga. “Dialah yang membuat saya menjadi penasihat keuangan. Saya berterima kasih pada Taiki dan nasabah saya. Merekalah alasan saya ada di sini. Saya akan terus mengabdi di bisnis ini dan berkontribusi penuh pada industrinya.”