Di tengah meningkatnya jumlah individu dengan kekayaan tinggi di Indonesia, kesadaran akan pentingnya strategi pengelolaan kekayaan dan perencanaan warisan semakin bertumbuh. Bagi Andreanta Wicaksana dan Charles Halim, dua anggota MDRT dengan latar belakang berbeda namun saling melengkapi, membangun kekayaan hanyalah permulaan. Tantangan sejatinya adalah memastikan kekayaan tersebut bertumbuh secara berkelanjutan, terlindungi dari risiko, dan dapat diwariskan secara mulus kepada generasi berikutnya.
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri perbankan, Wicaksana percaya bahwa perencanaan keuangan bukan sekadar produk, melainkan alat untuk menciptakan ketenangan jangka panjang. Halim memiliki pandangan serupa, dan menekankan bahwa banyak orang masih mengabaikan pentingnya strategi perlindungan dan warisan. “Mayoritas fokus menambah aset, padahal tanpa perencanaan, warisan bisa jadi beban,” ujar Halim.
Perencanaan menyeluruh dari akumulasi hingga distribusi kekayaan
Kebutuhan akan strategi pengelolaan dan perencanaan warisan yang menyeluruh kini semakin krusial. Tantangan sesungguhnya adalah menjaga agar kekayaan tersebut terus bertumbuh, terlindungi dari berbagai risiko, dan dapat diwariskan dengan mulus kepada generasi berikutnya. Bagi Wicaksana dan Halim, pendekatan yang menyeluruh melibatkan tiga pilar utama: akumulasi, proteksi, dan distribusi. Mereka percaya bahwa membangun kekayaan tanpa strategi proteksi hanya akan menciptakan ilusi keamanan. Oleh karena itu, nasabah didorong untuk mulai merencanakan sejak dini dengan mempertimbangkan potensi risiko, beban pajak, hingga kesiapan ahli waris. “Kami tidak hanya membantu menyiapkan aset, tetapi juga membekali keluarga nasabah dengan pemahaman dan kesiapan untuk mengelolanya,” ujar Wicaksana. Halim menambahkan bahwa edukasi menjadi elemen penting agar perencanaan warisan tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan.
Melindungi dan mengoptimalkan kekayaan lewat diversifikasi dan asuransi
Kurangnya pemahaman tentang mitigasi risiko menjadi salah satu tantangan utama dalam pengelolaan kekayaan jangka panjang. Baik Wicaksana maupun Halim menekankan pentingnya diversifikasi aset dan pemanfaatan asuransi sebagai instrumen perlindungan yang likuid dan bebas pajak.
Halim membagi aset ke berbagai instrumen seperti properti, saham, obligasi, hingga asuransi penyakit kritis. “Asuransi bisa menjadi penyelamat saat risiko datang di tengah proses membangun kekayaan,” jelasnya.
Wicaksana menambahkan pengalaman nyata: ketika seorang seorang nasabahnya meninggal karena Covid-19, polis asuransi yang telah disiapkan karena penyelamat finansial keluarga di tengah aset yang disita bank.
Dalam konteks pajak waris, Wicaksana menyarankan mengurangi porsi aset seperti properti yang memicu biaya tinggi, dan meningkatkan kepemilikan paper asset seperti obligasi atau aset berbasis cashflow. Halim menambahkan , “Siapkan asuransi jiwa minimal 5% dari nilai properti untuk membayar pajak waris saat proses peralihan nama.”
Menjaga harmoni keluarga lewat perencanaan yang holistik
Lebih dari sekadar pengalihan aset, perencanaan warisan juga mencakup pewarisan nilai dan harmonisasi keluarga. Kedua perencana keuangan ini mendorong nasabah untuk melibatkan ahli waris sejak awal guna menghindari konflik dan memastikan keberlanjutan.
Wicaksana kerap menggunakan asuransi sebagai alat pembagian yang adil, sementara Halim menginisiasi family meeting untuk membahas nilai dan aspirasi lintas generasi.
Mereka juga rutin berkolaborasi dengan notaris, akuntan, dan perencana pajak. Halim menggandeng notaris dalam legalisasi wasiat, sementara Wicaksana merancang komprehensif seperti perlindungan pinjaman, perencanaan pensiun, hingga optimalisasi pajak.
Trennya pun berubah. Kini warisan tidak hanya berupa properti atau bisnis, tetapi juga mencakup aset-aset modern seperti obligasi, saham, bahkan kripto. “Asuransi kini bukan cadangan, tapi bagian utama strategi warisan,” tegas Halim.
Bagi Wicaksana dan Halim, perencanaan warisan adalah proses yang dinamis dan harus ditinjau secara berkala. “Setiap review memperkuat perlindungan dan menjaga relevansi strategi,” ujar Wicaksana. Lebih dari sekadar pekerjaan, keduanya menganggap perencanaan kekayaan sebagai misi pribadi, untuk memastikan bahwa warisan bukan hanya harta, tetapi juga ketenangan dan keberlanjutan bagi generasi penerus.
Contact: MDRTeditorial@teamlewis.com