Hasil: 1644
Sylfia Tanumihardja dan Suzan Juwana membuktikan bahwa penasihat keuangan dapat membangun personal branding yang kuat tanpa harus mengorbankan jati diri.
Bagi Yulia Christie, negosiasi dalam dunia finansial bukan sekadar upaya meyakinkan, tetapi seni memahami. Dengan prinsip win-win solution, ia menempatkan diri di posisi nasabah, mendengarkan kebutuhan, memahami latar belakang, dan menawarkan solusi yang relevan.
Lewat pengalamannya, Ho Wee Fun Fenny menekankan bahwa dengan “mengubah lensa”, kompleksitas nasabah justru bisa menjadi peluang lewat strategi yang holistik dan personal, bukan sekadar penjualan polis. Melalui komunikasi efektif, edukasi relevan, dan solusi yang disesuaikan, asuransi bertransformasi dari proteksi semata menjadi instrumen utama untuk pelestarian kekayaan, efisiensi pajak, dan perencanaan warisan, sekaligus membangun hubungan jangka panjang berbasis kepercayaan.
Berawal dari pengalaman pribadinya sebagai nasabah yang pernah bingung, Nancy Raini kini berkomitmen menyederhanakan konsep finansial yang rumit, mendengarkan dengan empati, dan menawarkan solusi yang memberi ketenangan, bukan sekadar penjualan. Melalui pendekatan in the client’s shoes, ia membantu nasabah membangun kembali kepercayaan finansial, memetakan prioritas perlindungan, dan mencapai tujuan hidup yang relevan.
Dunia keuangan terus bergerak, dan bagi Cathlin Amelinda, membaca tren pasar di Indonesia bukan sekadar soal angka atau teknologi, tetapi tentang memahami manusia di balik setiap keputusan finansial. Berbekal pengalaman pribadi melawan kanker stadium tiga, ia menemukan makna sejati profesinya: membantu orang lain agar terlindungi dari ketidakpastian hidup.
Bagi anggota MDRT Jeffrey Winata, setiap perubahan di pasar, khususnya di Indonesia bukanlah ancaman, melainkan kesempatan untuk membantu nasabah tetap tenang, terarah, dan percaya diri dalam mengambil keputusan keuangan.
Menghadapi penolakan memang tidak mudah, tetapi bisa menjadi guru terbaik. Priyani Widiastuti membagikan bagaimana ia mengubah penolakan bukan sebagai kegagalan melainkan menjadi peluang: membangun resiliensi, menyempurnakan komunikasi, dan menumbuhkan kepercayaan melalui empati, edukasi, dan konsistensi.
“Media sosial bukan hanya untuk scrolling; ini adalah panggung kuat untuk bercerita.” Bagi Retno Herni Soliarti, media sosial Instagram bukan sekadar hiburan, melainkan alat strategis untuk memperluas jangkauan, membangun personal brand, dan memperkuat hubungan profesionalisme dengan nasabah. Dengan memanfaatkan akun pribadinya di Instagram @oshinhernis serta akun edukasi khusus @lifecovered.id, ia berhasil mengubah interaksi online menjadi kepercayaan nyata yang berdampak langsung pada pertumbuhan bisnis.
Dalam perjalanan kariernya, Lilyana Chandra percaya bahwa loyalitas nasabah tidak dibangun hanya dari produk atau penjualan, tetapi dari kehadiran yang konsisten di setiap fase kehidupan mereka. Lewat pendekatan personal, mulai dari edukasi dengan analogi sederhana, penjelasan visual yang relevan, hingga perhatian kecil seperti ucapan, kunjungan, atau sapaan di media sosial, ia memastikan setiap nasabah merasa didengar, dihargai, dan ditemani.
Membangun kekayaan hanyalah langkah awal, tantangan sesungguhnya adalah menjaga nilainya dan memastikan warisan dapat diteruskan tanpa hambatan kepada generasi berikutnya. Dua anggota MDRT membagikan strategi cerdas demi menciptakan warisan yang tidak hanya bertahan lama, tetapi juga memberi dampak positif bagi keluarga dan generasi mendatang.