• About
  • Join
  • Events
  • Resources
+1 847 692 6378

325 West Touhy Avenue 
Park Ridge, IL 60068 USA

Contact us

Helpful Links

  • For Companies
  • MDRT Store
  • MDRT Foundation
  • MDRT Academy
  • MDRT Center for Field Leadership
  • Media Room

MDRT Chapter Sites

  • Korea
  • Japan
  • Chinese Taiwan

Copyright 2025 Million Dollar Round Table®

DisclaimerPrivacy

Siapa yang suka makanan... gratis? Hari ini, saya ingin membagikan cara praktis untuk membangun relasi yang lebih kuat dengan nasabah melalui seni memberikan makanan. Dalam budaya di seluruh dunia, makanan adalah bagian dasar dari kehidupan. Makanan berkenaan dengan semua indra — perasa, penglihatan, penciuman, peraba, dan bahkan pendengaran. Bicara dengan makanan tidak perlu ditafsirkan. Artinya sama. Jika Anda berasal dari Malaysia, AS, Yunani, atau Meksiko, itu bukan masalah. Memberikan makanan adalah simbol kedermawanan. Seperti berkata, "Saya suka kamu. Kamu adalah temanku."

Tahun lalu, saat menghadiri Pertemuan Tahunan di Los Angeles, saya mengambil kesempatan untuk membeli beberapa kue bolu dan suguhan untuk nasabah. Saya membeli beberapa kue bolu di toko roti di LA. Saya membawanya sebagai oleh-oleh saat ke rumah Michael. Michael adalah nasabah yang, setahu saya, menyukai suguhan seperti itu. Ketika bertemu Michael, saya berkata, "Michael, terima kasih telah menjadi nasabah saya selama ini. Ini ada beberapa kue bolu dari Ellie’s Famous Yummy Cake House. Semoga anak-anakmu suka." Michael sangat berterima kasih atas pemberian itu dan mengungkapkan betapa perhatiannya saya. Saya ingat untuk membawakan oleh-oleh untuknya dan keluarga. Kemudian, saya menjawab, "Oh, Michael, tak apa. Ini hanyalah caraku untuk berterima kasih." Dengan berbuat baik secara sederhana, relasi kita berubah dari relasi bisnis menjadi persahabatan antarkeluarga.

Saya telah melakukan hal ini selama 15 tahun terakhir, dan saya mempelajari hal ini saat mengikuti presentasi di MDRT Experience di Jepang. Itu merupakan gagasan yang mudah untuk dilakukan dan akan memperkuat relasi dengan nasabah saya. Dan hari ini, saya ingin membagikan kepada Anda, gagasan sederhana yang telah terbukti ampuh dalam pengalaman saya. Ada beberapa peraturan sederhana yang harus Anda taati.

No. 1: kemudahan. Oleh-oleh Anda harus kecil, sederhana, dan mudah untuk dimakan. Misalnya, biskuit, kue, coklat, buah, atau bahkan camilan. Aturan ini berlaku terutama jika Anda membeli sesuatu di luar negeri untuk dibawa pulang untuk nasabah Anda.

No. 2: kenyamanan. Barang tersebut harus mudah untuk diberikan dan mudah untuk dibawa pulang oleh nasabah Anda. Anda tidak ingin oleh-olehnya menimbulkan ketidaknyamanan ketimbang kegembiraan

No. 3: personalisasi. Oleh-oleh Anda harus dihias dengan indah, dengan kemasan khas. Kemasan harus bagus, dilengkapi kartu ucapan keluarga bertuliskan 1.000 kata tentang seberapa besar usaha yang Anda berikan. Perbedaannya ada pada detailnya.

No. 4: harga. Oleh-oleh tidak harus mahal. Barang apa saja seharga $5 hingga $20 sudah cukup. Ingat, pemberian ini merupakan tanda penghargaan, bukan untuk menampilkan kemewahan. Nasabah bisa jadi merasa enggan untuk menerima hadiah yang terlalu mahal. Hadiah kecil yang diberikan dengan niat baik selalu lebih baik ketimbang hadiah mahal yang diberikan dengan niat tersembunyi.

No. 5: keunikan. Makanan yang Anda bawa harus unik, yang tidak bisa nasabah temukan di toko setempat. Misalnya, biskuit pilihan dari Walmart, kue kering buatan sendiri, kue-kue dari toko roti terdekat yang terkenal, atau buah dan sayuran yang Anda panen dari kebun sendiri.

Terakhir, No. 6: Anda. Anda mesti memberikan buah tangan tersebut sendiri. Itulah yang paling penting.

Jadi, sekarang, saya akan mengulang kembali apa yang telah kita pelajari hari ini. Enam langkah mewujudkan seni memberikan makanan adalah:

  1. Kemudahan
  2. Kenyamanan
  3. Personalisasi
  4. Harga
  5. Keunikan
  6. Anda

Setiap kali memberi, Anda menanamkan kebaikan. Anda dengan sengaja mencuri hati nasabah dan menunjukkan bahwa Anda peduli. Seperti kata pepatah, "Memberi selalu lebih berarti daripada menerima." Semoga Anda sukses dengan memberi.

Lim Ren En

Lim Ren En, RFP, adalah anggota MDRT 10 tahun dengan kualifikasi dua Court of the Table dari Petaling Jaya, Malaysia. Ia wakil presiden kedua dari dewan alumni College of De La Salle di Thessaloniki, Yunani. MetLife menganugerahinya Morality Prize pada 2007, dan ia masuk dalam daftar Gallery of Stars pada 2012.

Lim Ren En
Lim Ren En
in Pertemuan TahunanSep 18, 2019

Menjadikan relasi dengan nasabah "maknyus"

Lim Ren En berbagi cara praktis untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan nasabah lewat seni menghidangkan makanan.
Layanan nasabah
‌

Author(s):

Lim Ren En