Saya melihat potensi pasar keuangan syariah sangat besar, baik di Indonesia maupun secara global. Salah satu tantangan dalam mengembangkan pasar keuangan syariah adalah persepsi dan pemahaman masyarakat.

Bagaimana Anda melihat potensi pasar keuangan syariah di Indonesia?

Menurut saya, kekuatan utama keuangan syariah terletak pada nilai-nilai yang mendasarinya, seperti keadilan, transparansi, dan semangat tolong-menolong. Produk ini bukan hanya soal keuntungan finansial, tetapi juga tentang bagaimana kita bermuamalah secara etis dan sesuai dengan prinsip agama.

Di Indonesia, dengan mayoritas penduduk beragama Islam dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya bertransaksi sesuai dengan prinsip syariah, pasar ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Salah satu indikatornya adalah peningkatan pembiayaan syariah yang mencapai lebih dari 11% pada tahun 2024, sebuah sinyal kuat bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem ini terus menguat.

Secara global, tren serupa juga terlihat. Negara-negara dengan populasi Muslim besar mulai memperkuat ekosistem keuangan syariah mereka. Bahkan, sejumlah negara non-Muslim turut mengadopsi prinsip syariah karena melihat nilai-nilai, seperti transparansi, keadilan, dan sustainability sebagai fondasi yang relevan untuk masa depan.

Bila dikelola secara konsisten, didukung oleh literasi yang baik serta inovasi digital, saya percaya keuangan syariah berpotensi menjadi arus utama atau mainstream, bukan hanya sebagai alternatif, tetapi sebagai sistem keuangan masa depan yang lebih etis dan inklusif.

Yang membuat keuangan syariah semakin relevan adalah rasa aman yang ditawarkannya, secara spiritual, sosial, dan finansial. Di negara seperti Indonesia, di mana mayoritas penduduk beragama Islam, pendekatan yang berlandaskan nilai ini sangat diterima dan terus tumbuh pesat.

Apa tantangan utama dalam pasar keuangan syariah?

Salah satu tantangan dalam mengembangkan pasar keuangan syariah adalah persepsi dan pemahaman masyarakat.

Masih banyak yang menyamakan keuangan syariah, terutama asuransi syariah, dengan produk konvensional yang hanya diberi label Islami. Karena dianggap tidak ada perbedaan yang mendasar, banyak yang masih ragu untuk beralih.

Pendekatan saya adalah menyederhanakan konsep melalui analogi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Saya juga aktif menggunakan media sosial dan platform digital untuk menyampaikan edukasi secara ringan, namun tetap akurat dan bernilai.

Misalnya, saya gunakan analogi pasangan yang menginap di hotel. Aktivitasnya bisa saja sama, tapi jika pasangan tersebut telah menikah, maka statusnya halal. Tanpa akad, statusnya bisa jadi haram. Jadi yang membedakan bukan aktivitasnya, tapi legitimasi akadnya.

Contoh lain saya ambil dari makanan. Dua ayam panggang bisa terlihat sama, dimasak oleh chef yang sama. Tapi jika satu ayam disembelih dengan ajaran Islam, dan satunya tidak, maka status halal-haramnya bisa berbeda. Proses dan niat adalah penentu utama.

Saya juga menjelaskan bahwa seluruh produk syariah telah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah, sehingga aspek kepatuhannya sudah dijaga. Tugas kita sebagai penasihat keuangan bukan sekadar menawarkan produk, tapi menjadi jembatan edukasi agar nasabah merasa yakin dan paham.

Bagaimana cara sukses di pasar keuangan syariah?

Menurut saya, untuk sukses di pasar keuangan syariah, bukan sekadar memahami fitur produknya, tapi kita harus benar-benar memahami dan menghayati nilai-nilai yang melandasinya. Nasabah syariah bukan hanya sekadar mencari produk keuangan, tetapi juga mencari ketenangan batin dan keyakinan bahwa dana mereka dikelola secara etis dan bertanggung jawab.

Dengan semakin meningkatnya literasi dan kesadaran masyarakat terhadap keuangan syariah, kita sesungguhnya sedang ikut membangun ekosistem ekonomi yang lebih sehat dan stabil. Ketika makin banyak nasabah menggunakan layanan syariah, maka lembaga keuangan dan emiten pun terdorong untuk ikut menyesuaikan diri agar sesuai dengan prinsip syariah. Ini membuka peluang investasi baru yang kuat dan berkelanjutan.

Sebagai anggota MDRT, kita memiliki posisi strategis untuk menjadi agen perubahan dalam ekosistem keuangan, termasuk pasar keuangan syariah.

Kontribusi kita tidak hanya berhenti pada penjualan produk, tetapi juga melalui edukasi dan literasi yang konsisten, membumi, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Karena begitu nasabah merasa teredukasi dan nyaman, keputusan untuk bergabung biasanya datang dengan sendirinya.

Pasar keuangan syariah: Bukan sekadar produk, tapi solusi bernilai

Transkrip

Penulis

Suripto