Pernah dengar istilah impostor syndrome? Biasa terjadi saat Anda tiba di suatu tempat dan merasa seolah sedang diperhatikan orang karena aneh sendiri. Sebagai praktisi keuangan, salah satu langkah pertama untuk mendapatkan nasabah kalangan berada adalah menjadi bagian dari dunia mereka. Meski sudah jadi donatur museum, hadir di acara amal, menyumbang untuk asosiasi alumni kampus, dan diundang ke acara eksklusif, impostor syndrome bisa masih terasa. Tapi cara Anda berbusana, berbicara, dan berbaur dengan orang kaya bisa bantu atasi sindrom ini.
Bagaimana mestinya berbusana?
Mungkin ini tugas termudahnya. Ada pepatah: “Langkah lebih ringan ke tempat tujuan jika berbusana seolah sudah di sana.” Saat saya dan istri berwisata kapal pesiar dengan tema fesyen, saya mengikuti ceramah dari seorang praktisi jasa keuangan yang berpesan: “Setiap kali keluar dari rumah, berbusanalah seolah hari ini Anda akan berjumpa saingan saat SMA.”
Coba cari ragam gaya busana untuk menampilkan diri. Meski tampak sudah jelas, kita kerap lalai soal busana bila sedang tergesa-gesa.
- Kartu nama dan ponsel Anda. Jangan sampai, “Aduh, maaf, saya tidak bawa kartu nama.” Bila mereka memberikan kartunya, Anda mesti bisa membalasnya. Kartu nama Anda juga penting karena: Anda telah menemukan kesamaan minat atau alasan untuk bergaul dengan mereka. Tulis nama depan Anda dan pasangan di sisi belakang kartu, imbuhkan satu atau dua kata tentang hobi (mungkin wine), tulis nomor ponsel pribadi, lalu sodorkan kartu dengan sisi bertulis tangan meng hadap ke atas. Itu isyarat bahwa koneksinya bersifat pribadi, dan mereka akan melihat kredensial bisnis saat membalik kartu itu. Selain itu, meski ponsel selalu di badan, pastikan senyap selama acara.
- Pena dan uang kertas. Bawa pena karena barangkali ada yang perlu meminjamnya. Selain itu, pena juga perlu untuk menulis tangan di kartu nama. Siapkan uang kertas untuk memberi tip pada orang yang membawakan jas atau memarkirkan mobil Anda.
- Anda percaya diri. Orang bisa merasakan semangat Anda dalam cara Anda membawakan diri. Perlakukan setiap orang dengan hormat dan anggap mereka sepadan. Buat mereka merasa seperti orang terpenting di sana.
Apa bahan obrolannya?
Anda mungkin merasa orang-orang di sekitar Anda berasal dari lain dunia. Sadari bahwa itu tanda impostor syndrome. Dulu, pernah ada iklan di majalah seperti GQ yang menunjukkan seorang pria berbusana necis tengah bersandar di pagar. Bunyi kata-kata iklannya, “Dia baru untung 10 juta atau buntung 10 juta – siapa yang tahu?” Ya, siapa yang tahu? Tapi Anda praktisi keuangan, jadi bersikaplah percaya diri. Lantas apa yang diperbincangkan orang kaya?
- Kesuksesan. Kesepakatan bisnis besar. Promosi jabatan. Tunjukkan minat dan gali ceritanya.
- Harga real estat. Mungkin terdengar seperti keluhan, tapi dalam hati mereka girang karena punya properti. Coba bahas gedung baru yang sedang dibangun di dekat situ.
- Olahraga. Tiap orang punya tim favorit. Kecil kemungkinan mereka pemiliknya, tapi mereka penonton juga, seperti Anda.
- Restoran. Makin kaya, makin jarang makan di rumah. Mereka suka mencari dan mencoba restoran baru. Sudah coba tempat baru belakangan ini?
- Pemberian amal. Acara atau ajang tempat Anda bertemu dengan mereka seringnya terkait dengan sebuah badan nirlaba. Apa lagi misi sosial yang dekat di hati mereka?
- Wisata. Yang kaya, berwisata. Dan bukan wisata biasa. Mereka mencari yang eksklusif dan mau mencoba hal baru. Ke mana tujuan mereka berikutnya?
- Investasi. Mereka bicara soal pasar saham dan keuntungan. Anda jagonya. Ada pandangan terkait suku bunga?
- Hobi. Orang biasanya punya kegemaran. Mungkin mereka kolektor. Coba gali apa kegemarannya.
- Kesehatan. Mereka bicara soal kesehatannya sendiri, dan mungkin prihatin soal kesehatan orang tua mereka. Makin tua usia, perlu konsul ke makin banyak dokter. Topik itu bisa diungkit lagi nanti, dan Anda bertanya karena peduli.
Cara membaurnya?
Mudah mengetahui topik yang perlu dihindari. Jangan jualan kalau tak mau dijauhi. Tapi, jangan diam juga. Bersuaralah, dengan jujur dan wajar. Mereka bisa mengendus kata bualan.
- Anda punya restoran kesukaan. Mereka bicara soal restoran kesukaan, Anda juga bisa. Bahkan, mungkin bisa janjian makan malam bersama.
- Anda juga punya hobi. Ada yang hobi mengoleksi barang seni. Ada yang mengoleksi wine. Ada juga yang mengoleksi jam tangan atau perhiasan. Mustahil menyaingi semuanya, tapi posisikan hobi sebagai keunikan Anda.
- Mobil tak harus baru, tapi selayaknya bagus. Mobil zaman sekarang bisa terlihat seperti baru meski sudah berumur, dan desain juga tak banyak berubah. Mobil Anda harus bisa menimbulkan kesan positif saat Anda berkata, “Ayo naik mobil saya ke restorannya.” Tidak perlu baru, tapi harus bersih luar dalam.
Orang akan mengenal siapa Anda sesungguhnya. Mereka bisa mendeteksi kepalsuan atau udang di balik batu, dan mereka juga tahu kalau sedang diincar untuk jualan. Jika Anda percaya diri, tulus, dan selalu ada, lama-lama keakrabannya akan tercipta.