Menumbuhkan bisnis dari komunitas: Relasi tulus yang membangun kepercayaan
Bagi banyak anggota MDRT, perjalanan profesional tidak hanya dibangun lewat strategi penjualan, tetapi juga dari hubungan autentik yang berakar pada kepercayaan. Hal ini sangat dirasakan oleh Suci Lestari, yang sejak awal kariernya menyadari bahwa kehadiran di tengah komunitas lokal membuka banyak peluang yang sebelumnya tidak ia duga. Melalui pendekatan sederhana namun konsisten ini, ia tidak hanya memperluas jaringan, tetapi juga menumbuhkan reputasi berkelanjutan.
Komunitas sebagai fondasi kepercayaan
Ketika memulai karier sebagai penasihat keuangan, Suci Lestari, anggota MDRT selama 3 tahun, menyadari bahwa langkah pertama untuk berkembangbukanlah langsung menjual produk, melainkan membangun kepercayaan. Baginya, komunitas lokal menjadi ruang penting untuk dikenal, diterima, sekaligus membangun reputasi positif.
“Peran komunitas lokal sangat penting, karena ini tahap pertama saya mengembangkan diri,” ungkapnya.
Dari interaksi sederhana ke relasi bermakna
Di lingkungan tempat tinggal, ia menemukan bahwa interaksi sederhana mulai dari menyapa tetangga, menghadiri acara sosial, hingga terlibat dalam arisan dapat membuka jalan menuju hubungan yang lebih dalam. Selain itu, keaktifannya dalam kegiatan keagamaan dan acara komunitas turut memperkuat ikatan sosial, membangun reputasi positif, sekaligus memperluas jaringan.
Keaktifan ini membantunya hadir sebagai bagian dari komunitas, bukan hanya sebagai penasihat keuangan yang menawarkan produk.
Arisan, misalnya, menjadi komunitas paling strategis baginya. Bukan hanya wadah sosial, melainkan ruang untuk menjaga komunikasi, berbagi cerita, dan membangun keakraban. Dari situ, ia sering mendapatkan referensi maupun kesempatan bertemu calon nasabah baru.
Menurut Lestari, kunci keberhasilan bukan terletak pada penjualan instan, melainkan relasi organik yang tumbuh seiring waktu. Dengan komunikasi sederhana, seperti menanyakan kabar, mendengarkan cerita, atau berbagi pengalaman melalui storytelling, orang-orang melihatnya bukan sebagai penjual, melainkan rekan yang bisa dipercaya.
“Komunitas memberi efek word-of-mouth yang sangat besar. Dari sanalah reputasi positif terbentuk, dan koneksi berkembang lebih luas,” jelasnya.
Komunikasi yang natural dan relevan
Di tengah budaya lokal Indonesia, Lestari selalu menyesuaikan gaya komunikasinya dengan siapa ia berbicara. Menurutnya, kunci kepercayaan ada pada kesederhanaan. Ia memilih bahasa yang mudah dipahami, lugas, namun tetap sopan dan menghormati lawan bicara.
“Kalau kita terlalu teknis atau menggunakan istilah asing, orang jadi merasa jauh. Saya lebih suka menjelaskan dengan contoh sehari-hari yang dekat dengan kehidupan mereka,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, saat berbicara dengan ibu-ibu arisan, ia tidak langsung menawarkan produk asuransi. Sebaliknya, ia membuka percakapan dengan cerita ringan tentang keluarga, kesehatan, atau pengalaman seseorang menghadapi biaya tak terduga. Dari sana, diskusi mengalir secara natural ke pentingnya perlindungan finansial.
“Dengan cara itu, orang merasa saya peduli dulu dengan kehidupan mereka, bukan sekadar ingin menjual sesuatu,” tambahnya.
Baginya, membangun kehadiran positif berarti hadir, mendengar, dan berbagi secara natural, bukan melakukan push selling.
Media sosial juga menjadi bagian dari strategi komunikasinya. Sesekali ia membagikan pencapaian MDRT atau pengalaman pribadi melalui Facebook atau Instagram, agar audiens mengenalnya sebagai penasihat keuangan profesional.
Namun, ia selalu menjaga agar kontennya tetap relevan dan tidak terkesan berlebihan.
“Kalau terlalu sering posting jualan, orang jadi bosan. Saya lebih suka menyeimbangkan, misalnya satu kali berbagi insight keuangan, lalu berikutnya berbagi cerita kegiatan komunitas,” jelasnya.
Di saat yang sama, ia tetap aktif di WhatsApp group lingkungan dan kegiatan komunitas, memastikan bahwa interaksi informal tetap berjalan. Menurut Lestari, keseimbangan antara komunikasi online dan offline inilah yang membuat citra profesionalnya kuat, tetapi tetap dekat di hati masyarakat.
Loyalitas jangka panjang
Bagi Lestari, keterlibatan di komunitas bukan sekadar menambah jumlah nasabah. Lebih dari itu, ia ingin membangun loyalitas jangka panjang. Nasabah yang mengenalnya dari komunitas cenderung lebih setia, memberikan referensi, bahkan tetap berkomunikasi meski tidak sedang melakukan transaksi.
“Kalau kita konsisten hadir, aktif, dan membantu sebelum diminta, maka hubungan akan terjaga dengan sendirinya,” ujarnya.
Pesan penting yang selalu ia pegang adalah prinsip saling menghargai dan mengapresiasi. Dengan itu, relasi di komunitas tumbuh harmonis, sekaligus memperkuat reputasinya sebagai seorang penasihat keuangan yang dapat dipercaya. Prinsip sederhana ini sejalan dengan nilai MDRT: membangun relasi jangka panjang yang berakar pada integritas dan pelayanan tulus.
Setelah tiga tahun menjadi anggota MDRT, Lestari meyakini bahwa membangun kepercayaan lewat komunitas adalah strategi paling berharga. Kehadiran yang tulus membuat masyarakat menerima peran profesionalnya dengan lebih terbuka. Dari sanalah lahir loyalitas, referensi, hingga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
“Manfaat jangka panjangnya jelas: nasabah lebih loyal, relasi lebih erat, dan reputasi sebagai penasihat keuangan profesional semakin kuat,” tutupnya.
Contact: MDRTeditorial@teamlewis.com